Sejarah dan Asal-usul Berlian
Berlian berasal dari bagian terdalam
gunung berapi yang juga mengandung atom dan karbon. Pada kenyataannya
berlian merupakan kristal transparan yang mengikat empat bagian karbon
atom. Batu berlian terbawa kepermukaan bumi melalui letusan volkanik.
Menurut penelitian, naiknya berlian kepermukaan bumi dikarenakan batu
yang mencair. Berlian dikembangkan dari bermil-mil bagian dalam
permukaan bumi, pada kerendahan 150 km (90 mil), pada tekanan kira-kira 5
giga pascal dengan temperatur sekitarnya 1200 derajat celcius (2200
derajat Fahrenheit). Berlian bisa menjadi bentuk alami lain sesuai
tingginya tekanan, secara relatif pada saat temperatur rendah. Namun
sangat disayangkan berlian tidak bisa terbentuk dari bawah laut.
Sejak zaman purbakala bahkan pada saat
penamaan berlian itu sendiri, berlian terkenal sebagai material yang
paling keras ke tiga setelah ‘Aggregated diamond nanorods’ dan
‘Ultrahard Fullerite’.
Menurut sejarahnya, nama berlian itu sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya “Tak Terkalahkan”.
Berlian muncul kepermukaan bumi sudah
sangat lama, berkisar dari 1-3,3 milyar tahun yang lalu. Berlian pertama
kali dikenali dan ditambang di India. Dahulu, ada referensi yang
ditemukan pada sebuah text penganut Budha, salah satu text Sansekerta (
Anguttara Nikaya ) yang kemudian disempunakan sekitar 296 BCE yang lalu.
Text tersebut menceritakan juga mengenai ciri utama berlian yang
kilaunya memancar. Pada saat itu berlian berasosiasi dengan membawa nama
keTuhanan (Dewa), sebagai lambang dekorasi religius. Berlian dipercaya
dapat membawa keberuntungan bagi siapapun yang memilikinya. Di India,
pemiliknya dibatasi dengan kasta berdasarkan warna. Hanya Raja saja yang
diizinkan memiliki semua warna berlian.
Seiring perkembangan zaman akhirnya
berlian dapat diperdagangkan di daerah Timur dan Barat India dan dapat
digunakan di berbagai kebudayaan untuk gemologi atau industri.
Di Eropa, berlian menghilang selama
hampir 1000 tahun mengikuti berkembangnya umat kristiani. Mereka menolak
keberadaan berlian yang pada awalnya dipercaya dapat digunakan sebagai
Azimat. Hal ini sangat ditentang oleh umat kristiani. Karena menurut
kepercayaan mereka, hanya Tuhan saja yang boleh dipercaya.
Namun, popularitas berlian kembali naik
yang banyak digunakan sebagai batu permata. Hal ini disebabkan
meningkatnya ketersediaan berlian itu sendiri seiring berkembangnya
sejarah Eropa tersebut.
Di Perancis, pada abad ke-13 Raja Llouis IX menetapkan hukum yang menyatakan bahwa hanya Raja saja yang boleh memiliki berlian
Di bulan Febuari 2005, Tim Amerika (US)
dan Cina memberikan laporan Arkeolog mengenai penemuan dari empat
kekayaan almunium yang berasal dari kuburan batu yang pada saat itu
menjadi adat kebudayaan Cina. Pada 4000 BCE-2500 BCE, para ilmuwan
menemukan kampak bercahaya yang dipercaya dapat disemir dengan bubuk
berlian sehingga tampak jauh lebih menarik.Di Cina, berlian biasa
digunakan untuk pelengkap berlian lain, salah satunya adalah sebagai
pengukur atau pelengkap ‘Jade’ (permata hijau lumut).
Setelah berabad-abad, dikalangan
Aristokratis, berlian semakin populer sebagai batu permata. Tentunya
hanya dikalangan mereka yang ber-uang dan ber-kelas. Biasanya digunakan
sebagai cicin pernikahan. Sesuai perkembangan zaman, popularitas
berlanjut dan berkembang dengan banyak perubahan bentuk sesuia
permohonan estetika berlian. Berlian membuktikan bisa tetap populer
dengan berbagai kelas sepanjang harganya masih terjangkau. Berlian
menjadi salah satu objek yang sangat penting karena dapat berkembang
pada dunia pembelian, penjualan, bahkan masuk dalam catatan kejahatan
sampai politik.
Berita terbaru menurut Washington post
tanggal 5 Maret 2007, telah ditemukan berlian jenis baru di negara
Kanada. Ditemukan oleh seorang ahli batu yang selama bertahun-tahun
membiayai pencarian berlian dinegara tetangga. Diakui, berlian ini milik
Amerika Utara. Hal ini membuat Kanada mandapat aliran uang yang deras
sebagai negara ketiga penemu berlian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar